Jumat, 31 Oktober 2014

Pertamina Atur Kuota APBN-P, Agar Solar dan Premium Cukup Sampai Akhir Tahun

Pertamina Atur Kuota APBN-P, Agar Solar dan Premium Cukup Sampai Akhir Tahun

JAKARTA  - PT Pertamina (Persero) sebagai salah satu badan usaha penyalur BBM bersubsidi, mulai mengatur kuota BBM bersubsidi guna memastikan agar kuota Solar dan Premium cukup hingga akhir tahun sesuai dengan amanat UU No.12 Tahun 2014 tentang APBN 2014.

Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan bahwa berdasarkan APBN-P 2014, kuota BBM bersubsidi dikurangi dari 48 juta KL menjadi 46 juta KL. Sesuai dengan amanat tersebut, maka Pertamina harus melakukan pengaturan kuota per harinya untuk memastikan BBM bersubsidi cukup hingga akhir tahun 2014.

"APBN-P 2014 telah menggariskan kuota BBM bersubsidi tidak boleh melampaui kuota yang telah ditetapkan. Dengan kondisi tersebut maka hanya ada dua pilihan, pertama yaitu menyalurkan BBM bersubsidi secara normal dengan konsekuensi kuota BBM bersubsidi habis sebelum akhir tahun, yaitu pertengahan November untuk Solar dan pertengahan Desember untuk Premium, dan selanjutnya masyarakat harus membeli BBM non subsidi hingga akhir tahun. Sementara Pilihan lainnya adalah mengatur volume penyaluran setiap harinya sehingga kuota BBM bersubsidi bisa cukup hingga akhir tahun," ungkap Ali.

Secara teknis,  lanjut Ali, Pertamina melakukan pengaturan BBM bersubsidi secara prorata sesuai alokasi volume BBM bersubsidi untuk masing-masing SPBU dan lembaga penyalur lainnya yang telah dilakukan terhitung sejak 18 Agustus 2014. "Untuk tetap menjamin ketersediaan BBM di masyarakat, Pertamna menyediakan BBM non subsidi yang meliputi Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Solar non subsidi."

Adapun, terjadinya fenomena antrian dan disusul habisnya BBM bersubsidi pada sore hari di SPBU bukan merupakan kelangkaan BBM, tapi konsekuensi dari penyaluran BBM bersubsidi yang disesuaikan dengan kuota yang tersedia. Adapun Stok BBM yang ada di Pertamina berada pada level di atas 18 hari kebutuhan nasional.

"Habisnya alokasi harian BBM bersubsidi di SPBU pada sore hari merupakan konsekuensi logis dari pengaturan penyaluran BBM bersubsidi sesuai dengan sisa kuota yang telah ditetapkan dalam UU APBN-P 2014. Dengan pengaturan ini, sangat diharapkan pengertian dan kesadaran masyarakat pengguna mobil pribadi mulai membiasakan diri menggunakan BBM non subsidi."

Kamis, 30 Oktober 2014

Penegasan Direktur Utama Terkait Rencana Pengunduran Diri

Penegasan Direktur Utama Terkait Rencana Pengunduran Diri

JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) secara resmi menegaskan rencana pengunduran diri per 1 Oktober 2014.

"Saya telah menyampaikan surat pengunduran diri sebagai Direktur Utama kepada perseroan dengan tembusan kepada Menteri BUMN selaku RUPS, Dewan Komisaris dan anggota Direksi.  Pengunduran diri saya ini karena pertimbangan alasan pribadi dan juga untuk proses regenerasi kepemimpinan di Pertamina. Saya sudah 6,5 tahun menjadi anggota Direksi Pertamina, dimana 1 tahun sebagai Direktur Hulu dan selama 5,5 tahun sebagai Direktur Utama," ungkap Karen.

Sebagai informasi, Karen Agustiawan dilantik sebagai direktur hulu pada 5 Maret 2008. Kemudian, pada 5 Februari 2009 dilantik sebagai Direktur Utama sehingga masa jabatannya sebagai anggota direksi untuk periode 5 tahun berakhir pada 4 Maret 2014. Selanjutnya pada 5 Maret 2013, Pemegang Saham kemudian memutuskan memperpanjang masa jabatan Karen untuk periode 5 tahun kedua.

"Perlu saya tegaskan bahwa proses pengunduran diri saya ini sudah berlangsung sejak awal tahun 2013. Pada saat hendak diperpanjang untuk periode yang kedua pun, saya sudah berusaha untuk menolak dengan alasan yang sama, yaitu alasan pribadi dan perlunya proses regenerasi yang diperlukan oleh sebuah korporasi. Dengan demikian, saya minta agar semua pihak tidak mengaitkan pengunduran diri saya di luar hal tersebut. Apalagi jika dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat politis, apalagi sampai dipolitisir," tutup Karen.

Rabu, 29 Oktober 2014

Pertamina Jalankan Kebijakan Pembatasan Solar dan Premium

Pertamina Jalankan Kebijakan Pembatasan Solar dan Premium

JAKARTA  – Sesuai dengan Surat Edaran BPH Migas No. 937/07/Ka BPH/2014 tanggal 24 Juli 2014, PT Pertamina (Persero) sebagai salah satu badan usaha penyalur BBM bersubsidi, akan mulai mengimplementasikan pembatasan BBM bersubsidi, khususnya Solar mulai 1 Agustus 2014.

Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan bahwa UU No. 12 Tahun 2014 tentang APBN-P 2014 telah disahkan, dimana volume kuota BBM bersubsidi dikurangi dari 48 juta KL menjadi 46 juta KL. Untuk menjalankan amanat Undang-Undang tersebut, maka BPH Migas telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Pembatasan Solar dan Premium agar kuota 46 juta KL bisa cukup sampai dengan akhir tahun 2014.

Sebagai salah satu badan usaha penyalur, Pertamina menjalankan kebijakan tersebut yang dimulai pada tanggal 1 Agustus 2014, dimana seluruh SPBU di Jakarta Pusat tidak lagi menjual Solar bersubsidi.

Kemudian mulai tanggal 4 Agustus 2014, waktu penjualan Solar bersubsidi di seluruh SPBU di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Bali akan dibatasi dimulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 18.00 untuk cluster tertentu. Penentuan cluster tersebut difokuskan untuk kawasan industri, pertambangan, perkebunan dan wilayah-wilayah yang dekat dengan pelabuhan dimana rawan penyalahgunaan solar bersubsidi. Sementara itu, SPBU yang terletak di jalur utama distribusi logistik, tidak dilakukan pembatasan waktu penjualan solar. Untuk wilayah-wilayah yang sudah menerapkan pembatasan ataupun pengaturan waktu seperti Batam, Bangka Belitung serta sebagian besar wilayah Kalimantan tetap akan menerapkan aturan sesuai yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat.

Tidak hanya Solar di sektor transportasi, mulai tanggal 4 Agustus 2014, alokasi Solar bersubsidi untuk Lembaga Penyalur Nelayan (SPBB/SPBN/SPDN/APMS) juga akan dipotong sebesar 20% dan penyalurannya mengutamakan kapal nelayan di bawah 30GT. 

Selanjutnya, terhitung mulai tanggal 6 Agustus 2014, seluruh SPBU yang berlokasi di jalan tol tidak akan menjual premium bersubsidi, namun hanya menjual Pertamax series. Sampai saat ini total jumlah SPBU di jalan tol mencapai 29 unit. Dari jumlah tersebut, 27 unit SPBU ada di wilayah Marketing Operation Region III (Jawa bagian Barat) dan 2 unit SPBU ada di wilayah Marketing Operation Region V (Jawa Timur). 

“Dalam menjalankan kebijakan tersebut, Pertamina telah melakukan koordinasi dengan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) sebagai wadah organisasi para pengusaha SPBU. Dan dalam rangka sosialisasi penerapan aturan ini, lanjutnya, Pertamina telah menyiapkan spanduk yang dipasang di setiap SPBU dan pengumuman mengenai aturan ini. Pertamina juga memastikan pasokan Pertamax Series, meliputi Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamina Dex tersedia secara cukup di seluruh SPBU," katanya.

Sampai dengan 31 Juli 2014, data sementara realisasi konsumsi Solar bersubsidi sudah mencapai 9,12 KL atau sekitar 60% dari total kuota APBNP-2014 yang dialokasikan kepada PT Pertamina (Persero) sebesar 15,16 juta KL. Sedangkan realisasi konsumsi premium bersubsidi mencapai 17,08 juta KL atau 58% dari kuota APBNP-2014, sebesar 29,29 juta KL.

“Dengan kondisi tersebut diatas masyarakat diharapkan dapat memahami pelaksanaan kebijakan tersebut untuk kepentingan bangsa dan negara sehingga penyediaan BBM bersubsidi bisa cukup sampai dengan 31 Desember 2014 sebagaimana yang diamanatkan UU No.12 tahun 2014 tentang APBN-P 2014” ungkap Ali Mundakir.

Selasa, 28 Oktober 2014

Pertamina Bukukan Produksi 520 ribu boepd

Pertamina Bukukan Produksi 520 ribu boepd

JAKARTA  – PT Pertamina (Persero) membukukan produksi sebesar 520.360 barel setara minyak per hari (boepd) pada Semester I 2014 naik 11,9% dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu.

Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan pada akhir Juli 2014 produksi minyak Pertamina meningkat menjadi 254.570 barel per hari (bopd) atau naik 27,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013. Peningkatan tersebut utamanya dipicu oleh kontribusi produksi dari operasi Pertamina dari luar negeri melalui PT Pertamina International Exploration and Production dan peningkatan produksi konsolidasi PT Pertamina Hulu Energi.

“Dari operasi di luar negeri, Pertamina mendapatkan tambahan produksi sebesar 57.090 bopd. Ditambah dengan produksi gas yang relatif sama dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu sekitar 1.540 MMscfd secara total produksi migas Pertamina menjadi 520.360 boepd. Dengan peningkatan produksi ini cukup menjanjikan bagi tercapainya target Pertamina untuk dapat memproduksi sebanyak 2,2 juta boepd pada 2025,” ungkap Ali.

Ali mengatakan untuk mencapai target produksi tersebut Pertamina akan bertumpu pada produksi dari lapangan eksisting dan juga ekspansi internasional. Pertamina menargetkan bisa membukukan pertumbuhan produksi sebesar 7% per tahun.

Pertamina memproyeksikan pada 2025 produksi dari lapangan eksisting akan mencapai 900.000 boepd, sedangkan tambahan produksi dari ekspansi internasional ditargetkan mencapai 600.000 boped.  Sisanya, akan diperoleh dari peningkatan hak partisipasi, pengembangan shale gas dan CBM, dan pengelolaan wilayah kerja domestic yang sudah berakhir masa kontraknya.

“Melihat apa yang diperoleh dalam beberapa tahun terakhir, di mana produksi Pertamina terus tumbuh kami optimistik target 2,2 juta boepd pada 2025 dapat diraih. Saat ini, Pertamina secara korporat  telah menjadi produsen migas terbesar di Indonesia. Pada 2018 nanti, kami bahkan optimistis dari produksi Pertamina EP saja sudah bisa meraih posisi sebagai produsen migas terbesar di Indonesia dengan target produksi sebesar 375.000 boepd,” tutupnya

Senin, 27 Oktober 2014

Indo Thai Trading, Pertamina and PTT Global Chemical JV, Officially Starts Operation

Indo Thai Trading, Pertamina and PTT Global Chemical JV, Officially Starts Operation

JAKARTA - PT Indo Thai Trading (ITT), a joint venture between PT Pertamina (Persero) ("Pertamina") and PTT Global Chemical Public Company Limited, Thailand ("PTTGC"), commences its operation. The incorporation of ITT is one of the significant milestones in the implementation of joint cooperation between the two leading Petroleum and Petrochemical companies in the ASEAN region which was signed on end of 2013.

ITT was established to serve the great demand of Indonesian polymer market in line with joint development plan of a world-scale Integrated Petrochemical Complex, which will be on stream by 2019. The integrated complex itself is planned to be built in Balongan, West Java with polyolefin (polyethylene and polypropylene) production capacity of approximately 1.2 million tons per year and other petrochemical derivatives i.e.  MEG, Butadiene, Pygas production capacity of nearly 1 million tons per year. Marketing and sales of all production from this complex will be conducted by ITT as a trading arm.

Prior to the on stream of the petrochemical complex, ITT was granted from its parents, Pertamina and PTTGC, as the exclusive distributor in Indonesia to sell their products, Polyethylene and Polypropylene, solely in the territory. Nevertheless, outsourcing products from other third parties to diversify its portfolios is also in ITT's plan.

Marketing and Commercial Director of PT Pertamina (Persero), Hanung Budya, delivered on the occasion: "The petrochemical market in Indonesia is very promising, in 2025, it is estimated that the value of this market is around USD 24-30 billion. Now is the time for us to seize these opportunities, with this strategic partnership with PTTGC-Thailand as one of the leading polyolefin producer in the ASEAN region, we firmly believe that this collaboration will be very promising in the future."

While Mr. Bowon Vongsinudom, President and CEO of PTT Global Chemical conveyed: "Today's launching is another significant advancement of cooperation between Pertamina and PTTGC. With support from PERTAMINA and PTTGC and the two companies at the forefront of products variety and supply consistency, skillful product development and technical support, as well as market expertise, I have a strong confidence that ITT will have a great success in satisfying customers in Indonesia territory. Also it will be the foundation, set in place to grow and be ready in time for the developing world class petrochemical complex inauguration in Indonesia."

Apart from recruiting professionals, ITT's team is filled with the experienced industry experts from the two leading refineries and petrochemical firms. This ideal combination plus its prudent operation competitive edges shall bring out the best of ITT to meet customer expectations and beyond.

Pertamina owns and operates 5 refineries throughout Indonesia. With the total capacity of around 1 million Barrel Crude Oil Per Day, it is ranked the 5th largest in Asia. In this regard, it has tremendous potential to integrate refinery and petrochemical business hence adds more values to the natural resources of Indonesia. With these advantages, Pertamina is determined to be a major player in Indonesia as well as in the region.

PTT Global Chemical , as chemical flagship of the PTT Group, with the combined chemical / petrochemical capacity of 8.72 million tons per year and crude oil / condensate distillation capacity of 280,000 barrels per day. The Company has been expanding its business into the specialties and green chemicals through a number of overseas strategic acquisitions. Such investments also clearly represent PTT Global Chemical's growth aspiration to expand its business internationally.

Minggu, 26 Oktober 2014

Statement Resmi Pertamina Terkait Pengunduran Diri Direktur Utama

Statement Resmi Pertamina Terkait Pengunduran Diri Direktur Utama

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) secara resmi menyampaikan rencana pengunduran diri Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan per 1 Oktober 2014.

Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengungkapkan pada 13 Agustus 2014, Karen Agustiawan telah menyampaikan surat pengunduran dirinya selaku Direktur Utama kepada perseroan dengan tembusan kepada Menteri BUMN selaku RUPS, Dewan Komisaris, dan anggota Direksi. Menurut dia, pengunduran diri Direktur Utama tersebut lebih didasarkan pada alasan pribadi dan juga untuk proses regenerasi kepemimpinan di Pertamina.

"Ibu Karen Agustiawan sudah 6,5 tahun menduduki posisi sebagai direksi Pertamina, dimana 1 tahun diantaranya sebagai Direktur Hulu dan kemudian selama 5,5 tahun sebagai Direktur Utama. Untuk itu, beliau menilai sekarang adalah saat yang tepat untuk mundur demi proses regenerasi kepemimpinan Pertamina," ungkap Ali.

Karen Agustiawan dilantik sebagai direktur hulu pada 5 Maret 2008. Kemudian, pada 5 Februari 2009 dilantik sebagai Direktur Utama sehingga masa jabatannya sebagai anggota direksi untuk periode 5 tahun berakhir pada 4 Maret 2014. Selanjutnya pada 5 Maret 2013, Pemegang Saham kemudian memutuskan memperpanjang masa jabatan Karen untuk periode 5 tahun kedua.

Sesuai dengan Anggaran Dasar perusahaan, pemegang saham dapat melakukan RUPS Luar Biasa perihal pengunduran diri tersebut. Selanjutnya, sebelum 1 Oktober 2014 Dewan Komisaris akan menunjuk salah seorang anggota Direksi untuk sementara menjalankan tugas Direktur Utama sampai ditetapkannya Direktur Utama definitif oleh pemegang saham.

"Untuk itu, Ibu Karen Agustiawan tetap akan menjalankan tugas-tugas selaku Direktur Utama sampai dengan 30 September 2014," tutupnya.

Sabtu, 25 Oktober 2014

Pertamina Tetap Komitmen dengan Pembinaan Sepak Bola Usia Muda

Pertamina Tetap Komitmen dengan Pembinaan Sepak Bola Usia Muda

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menuntaskan program Pertamina Soccer Star  2014 yang merupakan bentuk nyata kontribusi perusahaan pada pengembangan dunia sepakbola usia muda di Tanah Air.

Di tahun kedua pelaksanaanya, Pertamina Soccer Star dihelat di 6 kota besar di Indonesia, yaitu dimulai dari Jakarta di Stadion Simprug Pertamina, Palembang  di Stadion Bumi Sriwijaya (24-25 Mei 2014), Surabaya di Stadion 10 November dan Makassar di Stadion Andi Mattalatta (31 Mei-1 Juni 2014). Sementara untuk di Jayapura di Stadion Barnabas Yoew Sentani (6-7 Juni 2014) serta Balikpapan di stadion Persiba Balikpapan (7-8 Juli 2014).

“Program ini menunjukkan besarnya perhatian Pertamina terhadap pengembangan dunia sepakbola di Tanah Air dan merupakan bentuk nyata kontribusi Pertamina pada upaya pengembangan bibit pesepak bola muda Indonesia,” terang Ali Mundakir, Vice President Corporate Communication Pertamina.

Pertamina Soccer Star menghasilkan 48 pemain muda berbakat di 6 kota melalui tahapan-tahapan seleksi. Jumlah peserta yang mengikuti seleksi pada tahun 2014 ini sangat membludak dan meriah. Rinciannya adalah di kota Jakarta  694 anak, Palembang 751 anak, Makassar 572 anak, Surabaya 693 anak, Jayapura 437 anak, Balikpapan  383 anak. Seleksi mencakup beberapa rangkaian tes, terdiri dari tes keterampilan dan small side games pada hari pertama, dihari kedua tesfisik dan permainan 11 melawan 11.

48 pemain muda terpilih tersebut dilatih dalam Pertamina Soccer Camp di bawah komando pelatih AC Milan Academy dan didampingi pelatih local dari Universitas Negeri Jakarta selama satu pecan dari tanggal 17 – 24 Agustus 2014. Nantinya jika memenuhi kriteria yang memadai akan dipilih 24 pemain terbaik dan akan mendapatkan beasiswa di Pertamina Soccer School . Melalui Pertamina Soccer School, para pemain muda tersebut akan menjalani pendidikan formal dan sepakbola selama tiga tahun tanpa biaya apa pun, sebelum dilepas kejenjang professional.

DATA FAKTA PERTAMINA SOCCER SCHOOL 2014
Pelaksanaan seleksidilakukan di 6 kota besar di Indonesia 2014, yaitu Jakarta di Stadion Simprug Pertamina dan Palembang di Stadion BumiSriwijaya (24-25 Mei 2014), Surabaya di Stadion 10 November dan Makassar di Stadion AndiMattalatta (31 Mei-1 Juni 2014), Jayapura di Stadion Barnabas YoewSentani (6-7 Juni 2014) serta Balikpapan di stadionPersiba (7-8 Juli 2014).

Peserta yang terpilihmendapatkanbeasiswa di Pertamina Soccer Star tahun 2014 adalah :

KOTA JAKARTA
KOTA BALIKPAPAN
NO
NAMA
NO
NAMA
1
Saipul Bahari
1
Oscar Hari Wirajaya
2
Bryan Pratama Putra Avianto
2
Muslimin
3
Dave Auriel
3
M. Arief Rivai
4
Ahmad Raihan
4
Andie Arie Kurniawan
5
Griya Adrean Akbar
5
Supianur
6
Dian Ramadhan
6
Said Puasa
7
Panji Prasetya
7
Syahid Wardana Zulfa
8
Afdal Yusra
8
Nazar Dwi Nanda
    
    
KOTA JAYAPURA
KOTA SURABAYA
NO
NAMA
NO
NAMA
1
Jacky Merahabia
1
Ramadhan Setiawan
2
K Kabong Hiktaop
2
Niko Ade Fernanda
3
David Kevin Watorumakiek
3
Muchamad Purnomo
4
Benny Kogoya Wonda
4
Aurel Almey Devito
5
Hermanus Siktubun
5
Irfan Ardiansyah
6
Bertho B Tebai
6
Revin Khirvisana
7
Jhon Lewis Puhili
7
Dea Estu Ramadhan
8
Todd Rivaldo Alberth Ferre
8
Kadex
    
    
KOTA PALEMBANG
KOTA MAKASSAR
NO
NAMA
NO
NAMA
1
Alan Saputra
1
Kurniawan
2
Dea Ramadon
2
Muhammad Isra Saputra Harfa
3
Muhammad Afif Rafli
3
Adiwaris
4
Bintang Pramudya
4
Muh. Fachril Yusnar
5
Rendi Perdana Putra
5
Aidil F Nyompa
6
Boby Sumarlin
6
Nurhidayat
7
Muhammad Fa'iz Wafi
7
Rafly Arfandy
8
Reza Aggung Pratama
8
Rafiud Drajat

  • Februari tahun 2014 M Alfiankembaliterpilihmenjadipemain yang berkesempatan mengikuti latihan di Academi Gamba Osaka selama 2 pekan.
  • 1 siswa PSS yang masuk Timnas Pelajar Asean School (Anggun Rismayudi)
  • TURNAMENT SERUMPUN CUP (8 & 9 JUNI) Lap. Sutasoma Halim
    1. PSS tim U-16 sebagai Juara 1 dan Dona Saputra sebagai Top Score
    2. PSS tim U-17 Sebagai Peringkat  3
  • Siswa PSS yang terpilih dalam seleksi Timnas U-16 Regional Jabotabek yang dilaksanakan di Lap. Pertamina simprug tanggal 3,4 dan 5 Juni 2014

NO
NAMA
POSISI
1
ARI RESKY HAKIM
RIGHT BACK
2
JULIUS JOSSEL
LEFT BACK
3
M RAMDAN
CENTER BACK
4
DONA SAPUTRA
CENTER FORWARD
5
AFDAL YUSRA
RIGHT FORWARD